Berbaik Sangka Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Bekal Menghadapi Segala Kesulitan (Bagian 2) – KonsultasiSyariah.com

Oleh:

Dr. Abdurrazzaq as-Sayyid

Buruk Sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Pengaruhnya Terhadap Kelemahan Kaum Beriman

Wahai kaum Muslimin! Sebagian orang apabila melihat realitas bahwa ada berbagai perkara yang diingkari akal mereka yang sakit, ungkapan buruk sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala segera keluar dari lisan mereka. Ibnu Aqil Rahimahullah berkata, “Apabila ada orang awam yang melihat kendaraan yang dihiasi emas dan perak atau rumah mewah yang penuh dengan pelayan dan perhiasan yang dimiliki orang fasik, ia akan segera berkata, ‘Lihatlah bagaimana rezeki mereka, padahal amalan mereka buruk! Bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi mereka semua ini, sedangkan mereka tidak berhak? Amalan mereka buruk, zalim dan kafir, tapi perekonomian dunia ada di tangan mereka.’

Lalu orang yang akalnya sakit akan menanggapi, ‘Bagaimana bisa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala melaknat mereka dalam Kitab-Nya. Kendati demikian, Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih memberi mereka rezeki?’ Kami jawab, ‘Wahai orang menyedihkan! Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi mereka rezeki itu sebagai istidraj agar semakin bertambah dosa mereka. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah. (QS. Ali Imran: 178).’”

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam: “Apabila kamu melihat Allah Ta’ala memberi kepada seorang hamba apa yang ia sukai dari kenikmatan dunia, sedangkan ia terus berada dalam kemaksiatan, maka itu adalah istidraj dari-Nya.” Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca ayat:

“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS. Al-An’am: 44). (Diriwayatkan Al-Albani).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

“Seandainya bukan karena (Kami tidak menghendaki) manusia menjadi satu umat (yang kufur), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang ingkar kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dan tangga-tangga yang mereka naiki dari perak. Dan, bagi rumah-rumah mereka (Kami buatkan) pintu-pintu (perak) dan dipan-dipan tempat mereka bersandar. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan hidup dunia, sedangkan (kenikmatan hidup) akhirat di sisi Tuhanmu (dikhususkan) bagi orang-orang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 33-35).

Orang yang mengatakan, “Kaum Muslimin berpindah dari musibah ke musibah lainnya, keluar dari ujian dan masuk ke ujian lainnya. Kaum Muslimin dibantai di satu negara, lalu pembantaian itu berpindah ke negara lainnya. Kaum Muslimin tidak ada harapan untuk menang.” 

Kami katakan, “Ini adalah sangkaan burukmu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berjanji akan menolong orang yang menolong-Nya di dunia, sebelum pertolongan-Nya di akhirat kelak?! Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, ‘Allah telah menetapkan: Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.’ (QS. Al-Mujadilah: 21).

‘Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.’ (QS. Al-Hajj: 40).

Orang yang berburuk sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa Dia tidak akan menolong agama dan para kekasih-Nya, silakan memasang tali dan mengikatnya di lehernya untuk bunuh diri! Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ‘Siapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolongnya (Nabi Muhammad) di dunia dan di akhirat hendaklah merentangkan tali ke langit-langit (rumahnya untuk mencekik lehernya), lalu memutuskan tali tersebut. Kemudian, hendaklah dia memperhatikan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan (hatinya)?’ (QS. Al-Hajj: 15).

Orang yang menyangka Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan menolong Rasul-Nya, dan tidak akan menolong agama dan para kekasih-Nya, hendaklah ia mengikatkan tali ke langit-langit rumahnya, lalu mengikatnya di lehernya untuk mencekik dirinya sendiri.

Di antara sangkaan buruk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga bahwa Dia tidak akan memberi perhitungan terhadap orang-orang jahat. Kami katakan, “Dengarlah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

“Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak. (Pada hari itu) mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim: 42-43).

Di antara bentuk sangkaan buruk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah mengira Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada Hari Kiamat akan memperlakukan orang kafir dan orang beriman dengan cara yang sama, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menempatkan orang Muslim bersama orang Nasrani, Yahudi, dan orang Musyrik di tempat yang sama. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:

“Apakah (pantas) Kami menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Pantaskah Kami menjadikan orang-orang yang bertakwa sama dengan para pendurhaka?” (QS. Shad: 28).

Wahai para hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala! Jauhilah sangkaan buruk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena ia salah satu dosa terbesar. Ibnu Al-Qayyim berkata, “Dosa terbesar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah berburuk sangka kepada-Nya, karena orang itu telah menyangka hal yang menyelisihi kesempurnaan-Nya, dan meyakini hal yang bertolak belakang dengan sifat-sifat dan nama-nama-Nya. Oleh sebab itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengancam orang-orang yang berburuk sangka kepada-Nya dengan ancaman yang tidak diberikan kepada selain mereka, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengancam mereka dengan firman-Nya:

“Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS. Al-Fath: 6).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

“Itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu. (Dugaan) itu telah membinasakan kamu sehingga jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Fussilat: 23).

Bagaimana Kita Mewujudkan Sangkaan Baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Kehidupan?

1. Menadaburi ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada pada diri manusia, alam semesta, dan kehidupan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat menolongmu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Sebaliknya, mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).” (QS. Al-Mulk: 20-21).

“Katakanlah, ‘Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari (siksaan) Allah Yang Maha Pengasih?’ Bahkan, mereka berpaling dari mengingat Tuhan mereka.” (QS. Al-Anbiya: 42).

2. Mengetahui urgensi berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pengaruh-pengaruh positifnya terhadap diri, masyarakat, dan berbagai sisi kehidupan. Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Demi Dzat yang tidak ada Tuhan selain Dia! Tidaklah ada hamba beriman diberi sesuatu yang lebih baik daripada sangkaan baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan selain Dia! Tidaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberinya sesuai apa yang ia sangkakan kepada-Nya. Hal itu karena segala kebaikan ada di tangan-Nya.” (Diriwayatkan Ibnu Abi Ad-Dunya dalam kitab Husn Azh-Zhann).

3. Memahami bahwa berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah jalan pintas meraih jalan keluar. Siapa yang berbaik sangka kepada Tuhannya dan bertawakal kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menjadikan setiap urusannya mudah, dan setiap musibahnya mendapat solusi dan jalan keluar. Ada orang saleh yang berkata, “Gunakanlah sangkaan baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada setiap musibah yang menimpamu untuk menyingkap musibah itu, karena itu akan membuatmu lebih dekat pada solusi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Apakah (yang kamu sekutukan itu lebih baik ataukah) Zat yang mengabulkan (doa) orang yang berada dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, menghilangkan kesusahan, dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah ada tuhan (lain) bersama Allah? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” (QS. An-Naml: 62).

4. Memahami agama dengan benar dan meyakini janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan keyakinan inilah dulu para sahabat terdidik, menapaki hidup, dan bersikap. Dulu mereka punya kepercayaan yang meluap dan keyakinan yang memancar. Pada perang Ahzab, ketika mereka mendengar orang-orang kafir berkoalisi melawan mereka dan mengepung kota Madinah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menggambarkan keadaan mereka dengan berfirman:

“(yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,’ ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.’” (QS. Ali Imran: 173).

“Ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, ‘Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.’ Benarlah Allah dan Rasul-Nya. Hal itu justru makin menambah keimanan dan keislaman mereka.” (QS. Al-Ahzab: 22).

Sumber:

Sumber artikel PDF

🔍 Apakah Boleh Sholat Tarawih Sendiri, Menghadapi Suami Yang Keras Kepala, Dosa Zina Mata, Cara Suami Menjilat Kemaluan Isteri, Niat Ganti Puasa

Visited 4 times, 4 visit(s) today

Post Views: 1